Hijrah artinya pindah dari yang tidak baik menjadi baik dalam arti bukan hanya sekedar fisik yang berpindah. tetapi peningkatan kualitas yang lebih baik mulai dari hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun dan terus-menerus.
Oleh karena itu, 1 muharam sebagai permulaan tahun dalam kalender islam, seharusnya disambut dengan suka cita dan meriah oleh umat islam namun kenyataan indonesia yang mayoritas penduduknya umat islam malah sepi dengan kegiatan. yang lebih mengenaskan lagi banyak masyarakat yang tidak tahu akan jatuhnya tahun baru hijriah, berbanding terbalik dengan kegiatan menyambut tahun baru masehi, seluruh masyarakat berbondong-bondong merayakan mulai dari anak-anak, orang dewasa bahkan orang tua. fenomena ini yang membuat kami prihatin mengapa umat islam tidak merasa memiliki kalender islam.
Momentum Introspeksi
Seyogyanya setiap muslim, menjadikan momentum Tahun Baru Hijrah untuk melakukan muhasabah
(koreksi/instrospeksi/perenungan) atau mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang tidak bertentangan dengan syari’at Islam sehingga menjadi lebih bermakna. Sebagaimana para ulama memahami bahwa Hijrah Nabi Muhammad SAW merupakan satu titik baru untuk menuju kondisi yang lebih baik.
Jika kita kaitkan makna hijrah dengan konteks kekinian khususnya Indonesia, apa yang dilakukan Rasul yakni hijrah dari Mekkah ke Madinah adalah dengan membawa negara ini dari keterpurukan dan degradasi di berbagai bidang menuju yang lebih baik, persoalannya adalah apakah para pemimpin kita mau berhijrah? suatu pertanyaan yang sulit untuk dijawab jika melihat kondisi saat ini. kita tidak dapat mengandalkan para pemimpin negeri ini untuk berubah karena carut marut negara tidak pernah usai sampai saat ini, contoh korupsi sulit sekali diberantas malah semakin lama semakin menjadi-jadi trilyunan rupiah yang seharusnya menjadi hak rakyat di korupsi untuk kepentingan pribadi dan golongannya, dll. banyak persoalan yang ada di negeri ini salah satu jalan keluar adalah dengan hijrah. pindah dari tidak adil menjadi adil, tidak amanah menjadi amanah.
Setidaknya hijrah yang dilakukan berkaitan dengan hijrah nafsiyah (individu) dengan berusaha menjauhkan diri dari melakukan perbuatan yang menyimpang dan berusaha memperbaiki diri untuk bersih dari segala perbuatan kotor, sehingga hati, jiwa dan raga serta segala perbuatan menjadi suci. Dan setelah itu mulailah dengan berusaha menghijrahkan keluarga, kerabat, tetangga, lingkungan dan masyarakat sekitar, hingga pada akhirnya negara yang siap melakukan hijrah secara utuh dan keseluruhan.
Sehingga, benarlah pendapat yang mengatakan bahwa hijrah adalah momentum perjalanan menuju tegaknya nilai-nilai Islam yang membentuk tatanan masyarakat yang baru, yakni masyarakat madani seperti zaman rasulullah.
Sesuai firman Allah :
“Barang siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barang siapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nisa : 100)
Dan mudah-mudahan tetap terwujudnya keberadaan manusia yang terbaik, sebagaimana Allah katakan dalam firman Nya :
Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia; melakukan amar makruf nahi mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS Ali Imran : 103).
Untuk itu, mulailah melakukan perubahan diri, siapapun kita, dan apapun profesi kita, kata Aa Gym mulai dari diri kita, mulai saat ini, mulai dari hal yang kecil,
semoga tahun ini lebih baik dari tahun kemarin, amien....